About

Selasa, 28 Januari 2014

Lines Plan

RENCANA GARIS ( LINES PLAN )
Sebelum mulai menggambar rencana garis ( lines plan ) . Harus mengetahui lebih dahulu ukuran besar kecilnya kapal, seperti panjang, lebar meupun tinggi badan kapal. Ukuran kapal tersebut menggunakan singkatan – singkatan yang mempunyai arti tertentu walaupun dalam istilah  bahasa inggris dan penggunaannya sudah standart. Apabila seseorang hendak membuat suatu kapal digalangan, maka pertama–tama yang harus dikerjakan adalah pemindahan gambar rencana garis dari kertas gambar kelantai (mould loft) dengan ukuran yang sebenarnya atau skala 1 : 1 karena dari gambar rencana garis inilah kita dapat membentuk kapal yang akan  dibangun. Dalam gambar rencana garis ini ada beberapa istilah atau pengertian yang harus diketahui seperti yang diuraikan dibawah ini :
A.  Garis Air ( Water Line ).
Di umpamakan suatu kapal dipotong secara memanjang ( mendatar ). Garis – garis potong yang mendatar ini disebut garis air ( water line ) dan mulai dari bawah diberi nama WL O, WL 1, WL 2, WL 3 dan seterusnya. Dengan adanya potongan  mendatar ini terjadilah beberapa penampang. Tiap – tiap penampang ini disebut bidang garis air.
B.   Garis Dasar ( Base Line ).
Garis dasar ( base line ) adalah garis air yang paling bawah.
Dalam hal ini adalah garis air 0 atau WL 0. Atau kalau dilihat dari bidang garis air, maka proyeksi base line adalah bidang garis air 0. Garis air ini ( WL 0 ) / garis dasar ini letaknya harus selalu datar. Pada kapal – kapal yang direncanakan dalam keadaan datar ( even keel ).
C.  Garis Muat ( Load Water Line ).
Garis muat adalah garis air yang paling atas pada waktu kapal dimuati penuh dengan muatan.
Tinggi garis muat ( T ) diukur persis di tengah – tengah kapal ( Midship ).
D.  Garis Geladak Tepi ( Sheer Line ).
Dalam gambar rencana garis, garis geladak tepi adalah garis lengkung dari tepi geladak yang di tarik melalui ujung atas dari balok geladak. Kalau kita melihat garis geladak  tepi dari gambar diatas, maka terlihat bahwa jalannya garis sisi tersebut adalah menanjak naik dihaluan maupun di buritan.
     
      Cara Menentukan Garis Geladak Tepi ( Sheer Line ).
      Panjang pada dari AP sampai FP dibagi menjadi 6 bagian yang 
      sama  seperti pada gambar dibawah ini:
Gambar 6.1 Cara menentukan sheer plan
  1. Pembagian panjang kapal tersebut masing – masing : 1/6L dari AP, 1/3 L dari AP, midship, 1/3 L dari FP dan 1/6 L dari FP.  
  2. Selanjutnya pada midship ukurkan tinggi kapal ( H ).
  3. Kemudian pada ketinggian H  ditarik garis datar sejajar dengan garis dasar ( base line ), sedemikia   rupa hingga memotong garis tegak yang ditarik melalui titik AP, 1/6 L dari AP, 1/3 L dari AP midship, 1/3 L dari FP, 1/6 L dari FP dan FP
4.   Dari perpotongan antara garis datar yang ditarik sejajar dengan base line setinggi H pada midship tadi dengan garis tegak yang ditarik melalui titik-titik AP, diukurkan tinggi sheer standart sebagai berikut ( dalam mm ) :
            AP                  = 25    (L/3 + 10)
            1/6 L dari AP  = 11,1 (L/3 + 10)
            1/3 L dari AP  =   2,8 (L/3 + 10)
            Miship             =   0
            AP                  =   5,6 (L/3 + 10)
            1/6 L dari AP  = 22,2 (L/3 + 10)
            1/3 L dari AP  =    50 (L/3 + 10)
5.   Kemudian dari titik-titik tersebut diatas dibentuk garis yang stream line, menanjak naik kedepan dan kebelakang.
E.  Garis Geladak Tengah ( Camber )
Cara menggambar camber pada potongan memanjang kapal adalah sebagai berikut :
  1. Pertama – tama kita menggambar garis geladak tepi sesuai dengan petunjuk diatas.
  2. Kemudian dari masing – masing titik pada garis geladak tepi sesuai dengan pembagian AP, 1/6 L dari AP, 1/3 L dari AP dan seterusnya kita ukurkan keatas harga – harga dari 1/50 B ( B = adalah lebar kapal setempat pada potongan AP, 1/6 L dari AP, 1/3 L dari AP dan seterusnya).
3.   Titik tersebut kita hubungkan satu sama lain sehingga terbentuk gambar garis geladak tengah seperti pada gambar.
Gambar 6.2 Potongan kapal
Tinggi 1/50 B dari garis geladak tepi diukur pada centre line dari kapal disebut camber. Lengkungan dari camber kesisi kiri kanan lambung kapal dan berhenti pada titik garis  geladak tepi disebut garis lengkung geladak.
Dalam menentukan camber pada potongan melntang dapat dilaksanakan dengan dua cara :
Gambar 6.3 Cara membuat camber
Cara 1
Gambar 6.4 Cara membuat camber
Gambar diatas adalah salah satu potongan melintang kapal pada salah satu gading :
  1. Dari geladak tepi setinggi H (tinggi kapal ) ditarik garis tegak lurus centre line, dimana garis ini adalah setengah lebar kapal ( B/2 ).
  1. Selanjutnya dari titik 0 ( nol ) yaitu perpotongan antara garis centre line dengan garis datar yang ditarik dari salah satu titik pada garis geladak tepi dari gading yang bersangkutan kita membuat setengah lingkaran dengan jari – jari h = 1/50 B ( B adalah lebar gading yang bersangkutan ). ( lihat gambar a )
  2. Pada bagian ¼ lingkaran ( busur lingkaran kita bagi menjadi 6 bagian yang sama, sehingga pada gambar kita mendapatkan titik – titik 1,2,3 sampai 6.
4.   Selanjutnya setengah lingkaran yang berimpit dengan garis datar yang ditarik tegak lurus dengan centre line kita bagi menjadi 6 bagian yang sama juga, sehingga kita dapatkan titik – titik 1,2,3 sampai 6.
5.    Kemudiankita hubungkan titik 1 pada busur lingkaran dengan titik 1 pada garis datar, titik 2 pada busur lingkaran dengan titik 2 pada garis datar dan seterusnya. ( lihat gambar B ). Sehingga mendapatkan panjang X1, X2 dan seterusnya.
6.    Pada panjang B/2 dbagi menjadi 6 bagian dan letakkan titik – titik 1,2,3 sampai 6.
7.    Melalui titik – titik tersebut tarik garis – garis tegak lurus.
8.    Ukurkan panjang garis X1 pada garis tegak lurus yang ditarik
melalui titik 1, X2 pada garis tegak lurus yang ditarik melalui titik 2    
dan seterusnya sehingga mendapatkan garis tegak yang mempunyai  
ketinggian yang berbeda.
9.    Dari ketinggian garis tegak yang berbeda tersebut kita hubungkan  
      dengan garis sehingga mendapatkan lengkungan garis tengah  
      geladak. ( lihat gambar c ).
Cara 2
Sebagaimana cara 1, maka pada cara 2 ini kita umpamakan juga sebagai salah satu penampang melintang kapal pada salah satu gading.
  1. Dari geladak tepi setinggi H kita tarik garis tegak lurus terhadap centre line pada centre line kita ukurkan keatas garis setinggi 2h = 1/25 B ( B adalah lebar gading setempat ). ( lihat gambar a ).
  1. Kemudian kita buat segitiga sama kaki.
  1. Pada sisi – sisi segitiga kita  bagi dan banyaknya pembagian minimum 5 bagian.
Gambar 6.5
  1. Titik – titik pembagian ini kita beri nomor 0,1,2,3 dan seterusnya dengan catatan bahwa nomor 0 pada sisi lain dimulai dari bawah. Sedangkan untuk sisi lainnya nomor 0 dimulai dari puncak ( atas ).
  2. Kemudian kita hubungkan titik 0 dengan titik 0, titik 1 dengan titik 1, titik 2 dengan titik 2 seterusnya.
  3. Pada gambar perpotongan garis 1-1 dengan garis 2-2 kita beri tanda, perpotongan garis 3-3 dengan 4-4 kita beri tanda dan seterusnya. (gambar c).
  4. Kalau tanda–tanda titik tersebut kita hubungkan, maka terbentuklah lengkung geladak yang kita inginkan.                     ( gambar d ).
6.    Garis Tegak Potongan Memanjang ( Buttock Line ).
      Diumpamakan suatu  kapal dipotong – potong  tegak memanjang kapal.   
      Penampang kapal yang terjadi  karena  pemotongan ini disebut 
      bidang  garis   tegak potongan  memanjang.Cara menentukan garis tegak potongan memanjang ( BL ) ini pada gambar rencana garis adalah sebagai berikut :
Misalnya  akan mengambarkan BL I yaitu  bagaimana mengetahui bentuk bidang garis tegak potongan memanjang sesuai dengan potongan I yaitu berjarak a terhadap centre line.
  1. Pertama – tama yang  dikerjakan ialah memotong BL I pada gambar  bidang garis air berjarak a juga dari centre line. Garis ini akan memotong garis air 1, 2, 3, 4, 5, UD, FD dan bulwark pada titik A, B, C, D, E, F, G dan H.
2. Titik – titik tersebut kita proyeksikan ke atas dimana titik A memotong  WL 1 di titik A1, titik B memotong Wl 2 di titik B1, titik c memotong WL di titik C1 dan seterusnya. ( lihat gambar ).
3. Selanjutnya pada gambar garis tegak potongan melintang ( pada  
BODY PLAN ) dimana BL 1 tadi telah kita potong berjarak a dari centre line , ukurkan harga – harga x1, x2, x3 dan x4 ini  dari basis ( garis dasar ) masing – masing pada station 9 ¼ , station 9 ½ , station 9 ¾ ,dan station FP.
  1. Jika titik – titik A, B s/d H dan titik – titik ketinggian X1, s/d X 4 kita   
hubungkan maka terbentuklah garis lengkung yang laras dan garis ini adalah garis tegak potongan memanjang I ( BL I ). Untuk BL II, BL III dan seterusnya dapat diperoleh dengan cara yang sama. Pemberian nomor untuk BL ini dimulai dari centre line, dimana centre line ini sendiri adalah garis tegak potongan memanjang (BL 0).
Gambar 6.6 Buttock Line
G.   Garis Tegak Potongan Melintang ( Station Atau  Ordinat )
Garis tegak potongan melintang adalah garis kalau diumpamakan suatu kapal dipotong-potong tegak melintang.
Penampang kapal yang terjadi karena pemotongan ini disebut bidang garis tegak melintang. Ada dua macam garis tegak potongan melintang yaitu :
  1. Gading Ukur ( Ordinat atau Station )
            Pada umumnya kalau seseorang merencanakan kapal, maka  
            panjang   kapal ini dibagi 10 atau 20 bagian yang sama.
            Garis tegak yang membatasi bagian ini disebut gading ukur  
            atau  station. Gading ukur diberi nomer 1 sampai 10 atau 1 sampai 20  dimulai dari kiri Gading ukur dengan nomer 0 adalah tepat pada garis tegak belakang atau after perpendicular ( AP ) sedangkan gading ukur dengan nomer 10 atau 20 adalah tepat pada garis tegak haluan atau fore perpendicular ( FP ). Jumlah bagian dari gading ukur biasanya genap agar memudahkan memperhitungkannya. Dalam prakteknya pembagian 0 sampai 10 bagian ini umumnya masing-masing bagian masih dibagi lagi menjadi bagian kecil. Terutama hal ini dilakukan pada ujung haluan dan bentuk belakang kapal mengingat bahwa bagian ini garis air kapal melengkung. Sehingga untuk membuat lengkungan tersebut cukup selaras diperlukan beberapa titik yang cukup berdekatan.
  1. Gading nyata.
Gading nyata diperoleh dengan mengukur dari rencana garis yang dibentuk melalui gading ukur. Dalam prakteknya biasanya gading nyata diukur pada gambar rencana garis lalu hasilnya pengukuran digambar langsung pada lantai gambar ( Mould loft ) dengan skala satu-satu ( 1 : 1 ). Dari gambar dengan skala 1 : 1 ini dapat dibuat mal dari masing-masing gading untuk kemudian dengan mal tersebut dapat membentuk gading-gading nyata dari kapal dibegkel. Pada mould loft semua potongan gading harus digambarkan yaitu sesuai dengan banyaknya gading yang akan dipasang ada kapal tersebut. Semua dari potongan gading nyata ini harus dibuatkan malnya untuk dikerjakan.
H. Garis Sent ( Diagonal )
Garis sent adalah garis yang ditarik pada salah satu  atau beberapa titik yang ada pada garis tengah ( centre line ) membuat sudut dengan garis tengah. Adapun kegunaan dari garis sent adalah utuk mengetahui kebenaran dari bentuk gading ukur yang masih kurang baik atau kurang streamline, maka bentuk  dari garis sent ini juga kurang streamline.
Cara menentukan dan membuat garis sent :
1.   Pertama-tama menarik garis dari titik M yang ada pada garis centre line dan menyudut terhadap garis tersebut, sehingga memotong garis ukur ( Station ) 8, 8 ½, 9, 9 ¼, 9 ½, 9 ¾ dan stasion FP dititik A, B, C, D, E, F, dan G.
2.   Kemudian harga MA, MB, MC, MD, ME, MF dan MG diukur  pada  pembagian  gading ukur 8, 8 ½, 9, 9 ¼, 9 ½, 9 ¾, dan FP sehingga mendapat titik  A1, B1, C1, D1, E1, F1 dan G1. Titik tersebut dihubungkan, maka akan mendapatkan garis sent yang bentuknya harus streamline.
Gambar 6.7 Garis sent
Langkah Kerja Menggambar Lines Plan
1 ).Sheer Plan ( Pandangan Samping )
    I. Langkah Awal
      1. Membuat garis dasar ( base line ) sepanjang kapal ( LOA )
      2. Membagi panjang kapal ( LPP ) menjadi station-station AP, ¼,  
          ½ ,  ¾ , 1…9 ¾, FP
      3. Membuat garis air ( WL 0, WL 1, WL 3 dan seterusnya )
      4. Menentukan tinggi geladak ( D )
      5. Membagi panjang kapal ( LPP ) menjadi 6 bagian sama panjang
          mulai dari AP Sampai FP
      6. Menentukan kelengkungan sheer berdasarkan rumus sheer  
          standar
   II. Pada daerah haluan
1.    Menentukan garis forecastle deck diatas upper side line dengan ketinggian sesuai ukuran yang telah ditentukan
2.    Menentukan bulwark sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan
3.    Membuat kemiringan linggi haluan
4.    Menentukan garis tengah geladak ( tinggi camber ) sesuai rumus yang telah ditentukan
  III. Pada daerah buritan
1.    Menentukan poop deck side line ( garis geladak kimbul ) sesuai dengan ketentuan yang telah diberikan.  
2.    Membuat bentuk linggi sesuai ukuran
3.    Menentukan garis tengah geladak ( tinggi camber ) pada upper deck dan poop deck sesuai rumus.
 IV. Mengecek / menggambar garis potongan memanjang ( buttock line )    
      dengan memperhatikan potongan buttock line dengan gading ukur ( Station ) pada body plan dan potongan buttock line dengan water line pada gambar pandangan atas.
2 ) Body Plan ( Pandangan depan dan Belakang )
      Langkah pengerjaan :
1.    Gambar body plan diletakan ditengah-tengah ( Midship ).
2.    Membuat garis-garis WL sesuai kebutuhan
3.    Menentukan lebar kapal sesuai ukuran utama kapal
4.    Menentukan rise of floor ( Kemiringan dasar kapa )
5.    Membuat garis BL ( Buttock Line )
6.    Menggambar bentuk gading ukur ( Station ) sesuai tabel yang  
      diberikan.
3.) Half Breadth Plan ( Pandangan Atas )
Langkah Pengerjaan :
1.    Membuat garis centre line
2.    Menentukan garis pembagian gading ukur ( Station )
3.    Membuat buttock line dengan jarak tertentu
4.  Membuat garis air ( WL ) di pandang dari atas dengan cara
     pemindahan ukuran ukurannya dari body plan
5.  Mengecek bentuk – bentuk gading ukur dengan membuat garis sent  ( garis diagonal ).

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger