RENCANA GARIS ( LINES PLAN )
Sebelum mulai
menggambar rencana garis ( lines plan ) . Harus mengetahui lebih dahulu ukuran
besar kecilnya kapal, seperti panjang, lebar meupun tinggi badan kapal. Ukuran
kapal tersebut menggunakan singkatan – singkatan yang mempunyai arti tertentu walaupun
dalam istilah bahasa inggris dan
penggunaannya sudah standart. Apabila seseorang hendak membuat suatu kapal
digalangan, maka pertama–tama yang harus dikerjakan adalah pemindahan gambar
rencana garis dari kertas gambar kelantai (mould loft) dengan ukuran yang
sebenarnya atau skala 1 : 1 karena dari gambar rencana garis inilah kita dapat
membentuk kapal yang akan dibangun. Dalam
gambar rencana garis ini ada beberapa istilah atau pengertian yang harus
diketahui seperti yang diuraikan dibawah ini :
A. Garis
Air ( Water Line ).
Di
umpamakan suatu kapal dipotong secara memanjang ( mendatar ). Garis – garis
potong yang mendatar ini disebut garis air ( water line ) dan mulai dari bawah diberi
nama WL O, WL 1, WL 2, WL 3 dan seterusnya. Dengan adanya potongan mendatar ini terjadilah beberapa penampang.
Tiap – tiap penampang ini disebut bidang garis air.
B.
Garis
Dasar ( Base Line ).
Garis
dasar ( base line ) adalah garis air yang paling bawah.
Dalam hal
ini adalah garis air 0 atau WL 0. Atau kalau dilihat dari bidang garis air,
maka proyeksi base line adalah bidang garis air 0. Garis air ini ( WL 0 ) /
garis dasar ini letaknya harus selalu datar. Pada kapal – kapal yang
direncanakan dalam keadaan datar ( even keel ).
C. Garis Muat ( Load Water Line ).
Garis muat
adalah garis air yang paling atas pada waktu kapal dimuati penuh dengan muatan.
Tinggi
garis muat ( T ) diukur persis di tengah – tengah kapal ( Midship ).
D. Garis Geladak Tepi ( Sheer Line ).
Dalam
gambar rencana garis, garis geladak tepi adalah garis lengkung dari tepi
geladak yang di tarik melalui ujung atas dari balok geladak. Kalau kita melihat
garis geladak tepi dari gambar diatas,
maka terlihat bahwa jalannya garis sisi tersebut adalah menanjak naik dihaluan
maupun di buritan.
Cara Menentukan Garis Geladak Tepi (
Sheer Line ).
Panjang pada dari AP sampai FP dibagi
menjadi 6 bagian yang
sama
seperti pada gambar dibawah ini:
Gambar 6.1 Cara
menentukan sheer plan
- Pembagian panjang kapal tersebut masing – masing : 1/6L dari AP, 1/3 L dari AP, midship, 1/3 L dari FP dan 1/6 L dari FP.
- Selanjutnya pada midship ukurkan tinggi kapal ( H ).
- Kemudian pada ketinggian H ditarik garis datar sejajar dengan garis dasar ( base line ), sedemikia rupa hingga memotong garis tegak yang ditarik melalui titik AP, 1/6 L dari AP, 1/3 L dari AP midship, 1/3 L dari FP, 1/6 L dari FP dan FP
4. Dari perpotongan antara garis datar yang
ditarik sejajar dengan base line setinggi H pada midship tadi dengan garis
tegak yang ditarik melalui titik-titik AP, diukurkan tinggi sheer standart
sebagai berikut ( dalam mm ) :
AP = 25 (L/3 + 10)
1/6 L dari AP = 11,1 (L/3 + 10)
1/3 L dari AP = 2,8
(L/3 + 10)
Miship = 0
AP =
5,6 (L/3 + 10)
1/6 L dari AP = 22,2 (L/3 + 10)
1/3 L dari AP = 50
(L/3 + 10)
5. Kemudian dari titik-titik tersebut diatas
dibentuk garis yang stream line, menanjak naik kedepan dan kebelakang.
E. Garis Geladak Tengah ( Camber )
Cara
menggambar camber pada potongan memanjang kapal adalah sebagai berikut :
- Pertama – tama kita menggambar garis geladak tepi sesuai dengan petunjuk diatas.
- Kemudian dari masing – masing titik pada garis geladak tepi sesuai dengan pembagian AP, 1/6 L dari AP, 1/3 L dari AP dan seterusnya kita ukurkan keatas harga – harga dari 1/50 B ( B = adalah lebar kapal setempat pada potongan AP, 1/6 L dari AP, 1/3 L dari AP dan seterusnya).
3. Titik tersebut kita hubungkan satu sama lain
sehingga terbentuk gambar garis geladak tengah seperti pada gambar.
Gambar 6.2 Potongan
kapal
Tinggi 1/50 B dari
garis geladak tepi diukur pada centre line dari kapal disebut camber.
Lengkungan dari camber kesisi kiri kanan lambung kapal dan berhenti pada titik
garis geladak tepi disebut garis
lengkung geladak.
Dalam menentukan camber
pada potongan melntang dapat dilaksanakan dengan dua cara :
Gambar 6.3 Cara
membuat camber
Cara
1
Gambar 6.4 Cara
membuat camber
Gambar diatas adalah
salah satu potongan melintang kapal pada salah satu gading :
- Dari geladak tepi setinggi H (tinggi kapal ) ditarik garis tegak lurus centre line, dimana garis ini adalah setengah lebar kapal ( B/2 ).
- Selanjutnya dari titik 0 ( nol ) yaitu perpotongan antara garis centre line dengan garis datar yang ditarik dari salah satu titik pada garis geladak tepi dari gading yang bersangkutan kita membuat setengah lingkaran dengan jari – jari h = 1/50 B ( B adalah lebar gading yang bersangkutan ). ( lihat gambar a )
- Pada bagian ¼ lingkaran ( busur lingkaran kita bagi menjadi 6 bagian yang sama, sehingga pada gambar kita mendapatkan titik – titik 1,2,3 sampai 6.
4. Selanjutnya setengah lingkaran yang berimpit
dengan garis datar yang ditarik tegak lurus dengan centre line kita bagi
menjadi 6 bagian yang sama juga, sehingga kita dapatkan titik – titik 1,2,3
sampai 6.
5.
Kemudiankita hubungkan titik 1 pada busur
lingkaran dengan titik 1 pada garis datar, titik 2 pada busur lingkaran dengan
titik 2 pada garis datar dan seterusnya. ( lihat gambar B ). Sehingga
mendapatkan panjang X1, X2 dan seterusnya.
6.
Pada panjang B/2 dbagi menjadi 6 bagian dan
letakkan titik – titik 1,2,3 sampai 6.
7.
Melalui titik – titik tersebut tarik garis –
garis tegak lurus.
8.
Ukurkan panjang garis X1 pada garis tegak
lurus yang ditarik
melalui
titik 1, X2 pada garis tegak lurus yang ditarik melalui titik 2
dan
seterusnya sehingga mendapatkan garis tegak yang mempunyai
ketinggian
yang berbeda.
9.
Dari ketinggian garis tegak yang berbeda
tersebut kita hubungkan
dengan garis sehingga mendapatkan
lengkungan garis tengah
geladak. ( lihat gambar c ).
Cara
2
Sebagaimana cara 1,
maka pada cara 2 ini kita umpamakan juga sebagai salah satu penampang melintang
kapal pada salah satu gading.
- Dari geladak tepi setinggi H kita tarik garis tegak lurus terhadap centre line pada centre line kita ukurkan keatas garis setinggi 2h = 1/25 B ( B adalah lebar gading setempat ). ( lihat gambar a ).
- Kemudian kita buat segitiga sama kaki.
- Pada sisi – sisi segitiga kita bagi dan banyaknya pembagian minimum 5 bagian.
Gambar 6.5
- Titik – titik pembagian ini kita beri nomor 0,1,2,3 dan seterusnya dengan catatan bahwa nomor 0 pada sisi lain dimulai dari bawah. Sedangkan untuk sisi lainnya nomor 0 dimulai dari puncak ( atas ).
- Kemudian kita hubungkan titik 0 dengan titik 0, titik 1 dengan titik 1, titik 2 dengan titik 2 seterusnya.
- Pada gambar perpotongan garis 1-1 dengan garis 2-2 kita beri tanda, perpotongan garis 3-3 dengan 4-4 kita beri tanda dan seterusnya. (gambar c).
- Kalau tanda–tanda titik tersebut kita hubungkan, maka terbentuklah lengkung geladak yang kita inginkan. ( gambar d ).
6.
Garis
Tegak Potongan Memanjang ( Buttock Line ).
Diumpamakan
suatu kapal dipotong – potong tegak memanjang kapal.
Penampang kapal yang terjadi karena pemotongan
ini disebut
bidang garis tegak
potongan memanjang.Cara menentukan garis
tegak potongan memanjang ( BL ) ini pada gambar rencana garis adalah sebagai
berikut :
Misalnya akan mengambarkan BL I yaitu bagaimana mengetahui bentuk bidang garis tegak
potongan memanjang sesuai dengan potongan I yaitu berjarak a terhadap
centre line.
- Pertama – tama yang dikerjakan ialah memotong BL I pada gambar bidang garis air berjarak a juga dari centre line. Garis ini akan memotong garis air 1, 2, 3, 4, 5, UD, FD dan bulwark pada titik A, B, C, D, E, F, G dan H.
2.
Titik – titik tersebut kita proyeksikan ke atas dimana titik A memotong WL 1 di titik A1, titik B memotong Wl 2 di
titik B1, titik c memotong WL di titik C1 dan seterusnya. ( lihat gambar ).
3.
Selanjutnya pada gambar garis tegak potongan melintang ( pada
BODY PLAN
) dimana BL 1 tadi telah kita potong berjarak a dari centre line , ukurkan
harga – harga x1, x2, x3 dan x4 ini dari
basis ( garis dasar ) masing – masing pada station 9 ¼ , station 9 ½ , station
9 ¾ ,dan station FP.
- Jika titik – titik A, B s/d H dan titik – titik ketinggian X1, s/d X 4 kita
hubungkan maka
terbentuklah garis lengkung yang laras dan garis ini adalah garis tegak
potongan memanjang I ( BL I ). Untuk BL II, BL III dan seterusnya dapat
diperoleh dengan cara yang sama. Pemberian nomor untuk BL ini dimulai dari
centre line, dimana centre line ini sendiri adalah garis tegak potongan
memanjang (BL 0).
Gambar 6.6
Buttock Line
G.
Garis
Tegak Potongan Melintang ( Station Atau Ordinat
)
Garis tegak potongan
melintang adalah garis kalau diumpamakan suatu kapal dipotong-potong tegak
melintang.
Penampang kapal yang
terjadi karena pemotongan ini disebut bidang garis tegak melintang. Ada dua macam garis tegak
potongan melintang yaitu :
- Gading Ukur ( Ordinat atau Station )
Pada umumnya kalau seseorang
merencanakan kapal, maka
panjang kapal ini dibagi 10 atau 20 bagian yang sama.
Garis tegak yang membatasi bagian
ini disebut gading ukur
atau station. Gading ukur diberi nomer 1 sampai 10
atau 1 sampai 20 dimulai dari kiri Gading
ukur dengan nomer 0 adalah tepat pada garis tegak belakang atau after
perpendicular ( AP ) sedangkan gading ukur dengan nomer 10 atau 20 adalah tepat
pada garis tegak haluan atau fore perpendicular ( FP ). Jumlah bagian dari
gading ukur biasanya genap agar memudahkan memperhitungkannya. Dalam prakteknya
pembagian 0 sampai 10 bagian ini umumnya masing-masing bagian masih dibagi lagi
menjadi bagian kecil. Terutama hal ini dilakukan pada ujung haluan dan bentuk
belakang kapal mengingat bahwa bagian ini garis air kapal melengkung. Sehingga
untuk membuat lengkungan tersebut cukup selaras diperlukan beberapa titik yang
cukup berdekatan.
- Gading nyata.
Gading nyata
diperoleh dengan mengukur dari rencana garis yang dibentuk melalui gading ukur.
Dalam prakteknya biasanya gading nyata diukur pada gambar rencana garis lalu
hasilnya pengukuran digambar langsung pada lantai gambar ( Mould loft ) dengan
skala satu-satu ( 1 : 1 ). Dari gambar dengan skala 1 : 1 ini dapat dibuat mal
dari masing-masing gading untuk kemudian dengan mal tersebut dapat membentuk
gading-gading nyata dari kapal dibegkel. Pada mould loft semua potongan gading
harus digambarkan yaitu sesuai dengan banyaknya gading yang akan dipasang ada
kapal tersebut. Semua dari potongan gading nyata ini harus dibuatkan malnya
untuk dikerjakan.
H. Garis Sent ( Diagonal )
Garis sent adalah
garis yang ditarik pada salah satu atau
beberapa titik yang ada pada garis tengah ( centre line ) membuat sudut dengan
garis tengah. Adapun kegunaan dari garis sent adalah utuk mengetahui kebenaran
dari bentuk gading ukur yang masih kurang baik atau kurang streamline, maka
bentuk dari garis sent ini juga kurang
streamline.
Cara menentukan dan
membuat garis sent :
1. Pertama-tama menarik garis dari titik M yang
ada pada garis centre line dan menyudut terhadap garis tersebut, sehingga
memotong garis ukur ( Station ) 8, 8 ½, 9, 9 ¼, 9 ½, 9 ¾ dan stasion FP dititik
A, B, C, D, E, F, dan G.
2. Kemudian harga MA, MB, MC, MD, ME, MF dan MG
diukur pada pembagian
gading ukur 8, 8 ½, 9, 9 ¼, 9 ½, 9 ¾, dan FP sehingga mendapat
titik A1, B1, C1, D1, E1, F1 dan G1. Titik
tersebut dihubungkan, maka akan mendapatkan garis sent yang bentuknya harus
streamline.
Langkah
Kerja Menggambar Lines Plan
1
).Sheer Plan ( Pandangan Samping )
I. Langkah Awal
1. Membuat garis dasar ( base line )
sepanjang kapal ( LOA )
2. Membagi panjang kapal ( LPP ) menjadi
station-station AP, ¼,
½ , ¾ , 1…9 ¾, FP
3. Membuat garis air ( WL 0, WL 1, WL 3
dan seterusnya )
4. Menentukan tinggi geladak ( D )
5. Membagi panjang kapal ( LPP ) menjadi
6 bagian sama panjang
mulai dari AP Sampai FP
6. Menentukan kelengkungan sheer
berdasarkan rumus sheer
standar
II. Pada daerah haluan
1.
Menentukan garis forecastle deck diatas upper
side line dengan ketinggian sesuai ukuran yang telah ditentukan
2.
Menentukan bulwark sesuai dengan ukuran yang
telah ditentukan
3.
Membuat kemiringan linggi haluan
4.
Menentukan garis tengah geladak ( tinggi
camber ) sesuai rumus yang telah ditentukan
III.
Pada daerah buritan
1.
Menentukan poop deck side line ( garis
geladak kimbul ) sesuai dengan ketentuan yang telah diberikan.
2.
Membuat bentuk linggi sesuai ukuran
3.
Menentukan garis tengah geladak ( tinggi
camber ) pada upper deck dan poop deck sesuai rumus.
IV. Mengecek / menggambar garis potongan
memanjang ( buttock line )
dengan memperhatikan potongan buttock
line dengan gading ukur ( Station ) pada body plan dan potongan buttock line
dengan water line pada gambar pandangan atas.
2
) Body Plan ( Pandangan depan dan Belakang )
Langkah pengerjaan :
1.
Gambar body plan diletakan ditengah-tengah (
Midship ).
2.
Membuat garis-garis WL sesuai kebutuhan
3.
Menentukan lebar kapal sesuai ukuran utama
kapal
4.
Menentukan rise of floor ( Kemiringan dasar kapa
)
5.
Membuat garis BL ( Buttock Line )
6.
Menggambar bentuk gading ukur ( Station )
sesuai tabel yang
diberikan.
3.)
Half Breadth Plan ( Pandangan Atas )
Langkah
Pengerjaan :
1.
Membuat garis centre line
2.
Menentukan garis pembagian gading ukur (
Station )
3.
Membuat buttock line dengan jarak tertentu
4. Membuat garis air ( WL ) di pandang dari atas
dengan cara
pemindahan ukuran ukurannya dari body plan
5. Mengecek bentuk
– bentuk gading ukur dengan membuat garis sent ( garis diagonal ).
0 komentar:
Posting Komentar